am floating baby

last week end punya satu tema yang sangat tidak mengenakan.
letting go.
gue harus melepaskan beberapa hal yang lama sudah jadi bagian kenyamanan hidup gue.
teman-teman tk riang ria yang udah bikin gue [hampir] selalu semangat pergi ke kantor, meski lagi nggak semangat kerja; teman yang selama ini selalu ada untuk menemani gue hilang sejenak dari dunia yang kadang jadi sangat monoton; dan yang terakhir gue memutuskan untuk meninggalkan kebun strawberry yang sekarang jadi terlalu ramai untuk dihuni.
semuanya harus dibiarkan pergi pada saat yang bersamaan.
gue jadi seperti debu yang lebur di atas tanah, dibawa angin terbang, dan mendarat di laut.
panik takut tenggelam di laut, gue pun sibuk berenang melawan arus.
udah dicoba segala gaya, ternyata nggak sanggup menentang laut.
akhirnya gue nyerah. membiarkan diri digulung ombak, tenggelam.
menikmati dinginnya air dan sunyinya dasar laut.
tanpa gue sadar, tiba-tiba gue udah timbul lagi di permukaan air.
floating.
i am f l o a t i n g now.

dulu, nggak bahagia jadi momok buat gue. jangan sampe nggak happy. karena buat gue, salah satu tujuan hidup adalah menjadi manusia yang bahagia. jadi begitu ada tanda-tanda kesedihan atau kegalauan akan menyerang, gue sudah siap siaga dengan segala amunisi kesenangan. mulai dari aktivitas menghibur diri sendiri seperti pergi ke toko buku atau bermain bersama orang-orang terdekat, sampai yang sifatnya lebih kontemplatif [positive thinking, let go and let God attitude, dll]. nggak selalu sukses sih, tapi paling nggak udah usaha untuk bahagia. dan saat amunisi habis tapi bahagia masih belum hadir di hati, i became very devastated. mau dilawan dengan apa lagi ketidakbahagiaan ini?
sekarang, gue ngerti. bahagia dan nggak bahagia sebenernya nilainya sama aja. sekarang seneng, besok nggak. en kalo pas lagi sedih, nggak usah takut. nggak usah dilawan. nikmati aja. karena sebentar lagi bakal seneng lagi.
itu biasa. c'est la vie.